entries profile theirs credits history
Jumat, 13 Maret 2009
{ 10.51 on 'Enter Hogwarts - 1976' }


Summer Holiday. Apa yang lebih mengasyikkan bagi anak-anak selain liburan musim panas, yang pastinya akan berjalan menyenangkan? Dua orang anak berperawakan Jepang menikmati itu semua dengan lancar bersama keluarga mereka di pegunungan tinggi, daerah terpencil Inggris. Mereka tidak ke pantai untuk menghabiskan liburan mereka, tak seperti keluarga lainnya yang akan lebih memilih kesana daripada gunung. Well, di daerah terpencil ini—belasan rumah penyihir tersembunyi di balik hutan lebat dengan pohon rimbun, bahkan muggle tak akan menyadari kalau ada sekomplek perumahan disana. Mudah saja bagi para penyihir yang tinggal disana—Forest of Unknown, mengucapkan mantra Obliviate untuk para muggle supaya keberadaan mereka tak diketahui.

Lantas, untuk apa kedua keluarga kedua anak Jepang itu memutuskan untuk berlibur disana? Setiap setahun sekali yaitu saat liburan musim panas, keluarga mereka mengadakan reuni kecil-kecilan dengan penyihir lain keturunan Asia yang ada di Inggris. Bisa dikatakan Forest of Unknown hanya ramai saat musim panas, selain musim itu hanya empat keluarga yang menempatinya. Kesepian? Mungkin saja, tapi empat keluarga masing-masing terdiri dari 15 anggota keluarga dari kakek buyut hingga cicitnya. Jadi tak mungkin akan sepi rasanya. Selalu saja ada keramaian disana.

Seorang gadis kecil dengan rambut hitam panjangnya berlari-lari di pekarangan, mengejar-ngejar Jembalang yang tadi menggigit kakinya. Wajahnya tampak kesal dari mulutnya keluar kata-kata kasar yang tak pantas diucapkan anak usia sebelas tahun. Jembalang yang dikejarnya tiba-tiba menghilang di rimbunan rumput liar yang ada di lapangan kecil belakang rumah yang ia tempati kali ini bersama keluarganya, dan gadis kecil ini berdecak kesal. Disibaknya poninya yang turun hingga ke matanya, mulutnya maju beberapa senti. Masih kesal tak berhasil menangkap Jembalang yang dimaksudnya. DI belakang gadis kecil itu berlari kecil anak lelaki yang sebaya dengannya, berambut tebal dengan poni sedang yang terus memanggil namanya dengan suara terengah-engah. Lelah berlari mengejar gadis kecil itu. Ketika anak lelaki itu semakin mendekatinya, sang gadis kecil berbalik dan menyerocos pada sang anak lelaki. Mencurahkan kekesalannya soal Jembalang.

“Toshi-chan!! Lihat, kakiku digigiti Jembalang sialan itu! Sakit sekali. Huh, sayang aku tak berhasil menangkapnya. Ia sudah menghilang lebih dulu dan... AARGGH!! LIHAT SAJA NANTI!!!” gadis kecil berambut panjang itu menggeretakkan giginya, kesal. Pergelangan kakinya terasa sakit, dan sekarang ia memegangi kakinya. Tidak sampai berdarah sih, tapi kalau Jembalang itu ternyata punya penyakit Rabies layaknya anjing bagaimana? Gadis ini tak mau mengambil banyak resiko. Jembalang yang menggigitnya harus dimusnahkan saat ini juga!

“Yuka, Satoshi! Kemari, ada surat untuk kalian.”

Sang gadis kecil yang merasa dipanggil namanya, menatap anak lelaki yang ada di depannya, Satoshi, dengan pandangan bertanya. Surat? Ia rasanya tak menunggu surat dari siapapun. Tapi ia tak salah dengar, kan, kalau barusan ibunya Satoshi memang memanggil mereka soal surat itu? Yuka mengernyit, dan berteriak menjawab panggilan bibi Midori, ibu Satoshi, “Ya, bibi! Kami akan segera kesana! Arigatou,” ucap Yuka. Digandengnya Satoshi engan pandangan masih bertanya soal surat itu. “Bukannya tak ada yang tahu, yah, kalau keluarga kita kemari? Atau jangan-jangan kau yang membocorkannya, Toshi-chan?” tatap sinis Yuka pada tunangannya. Tapi ia yakin Satoshi tak seperti itu, ia bukan orang yang seperti ember bocor. Dirinyalah yang pantas disebut ember bocor.

Sesampainya di dalam rumah bertembok krem itu, Midori langsung memberikan surat beramplop cokelat pada Yuka dan Satoshi. Tampak ia tersenyum senang, “Buka dan bacalah. Itu surat dari Hogwarts. Ah, senang sekali rasanya tahu kalian diterima masuk kesana...!” ujar Midori riang, ia mencium pipi Satoshi dan Yuka bergantian. Dipeluknya dengan erat kedua anak itu hingga sesak, sampai Satoshi tiba-tiba terbatuk-batuk dan berteriak ingin minta dilepaskan, begitu juga Yuka, “Aduh.. Bi, tolong lepaskan kami...,” ujarnya pelan. Memangnya apa yang istimewa dengan sekolah Hogwarts ini? Well, ia tak akan pernah tahu sampai suratnya dibuka. Yuka menarik nafas perlahan setelah Midori melepaskan pelukan eratnya. Dibukanya amplop berstempel logo Hogwarts itu perlahan dan membaca isinya. Oh ya, ia baru ingat kalau orang tuanya sempat membahas soal Hogwarts ketika kakaknya menerima surat yang sama, dan sekarang sedang ada di tahun ketujuh. Sebentar lagi lulus.
SEKOLAH SIHIR HOGWARTS

Kepala sekolah: Albus Dumbledore
(Order of Merlin, Kelas Pertama, Penyihir Hebat, Kepala Penyihir, Konfederasi Sihir Internasional)



Miss Ueda yang baik, Dengan gembira kami mengabarkan bahwa kami menyediakan tempat untuk Anda di Sekolah Sihir Hogwarts. Terlampir daftar semua buku dan peralatan yang dibutuhkan. Tahun ajaran baru mulai 1 September. Hormat saya, Minerva McGonagall Wakil Kepala Sekolah.

SEKOLAH SIHIR HOGWARTS

Seragam
Siswa kelas satu memerlikan:
1. Tiga setel jubah kerja sederhana (hitam)
2. Satu topi kerucut (hitam) untuk dipakai setiap hari
3. Sepasang sarung tangan pelindung (dari kulit naga atau sejenisnya)
4. Satu mantel musim dingin (hitam, kancing perak)
Tolong diperhatikan bahwa semua pakaian siswa harus ada label namanya.

Buku
Semua siswa harus memiliki buku-buku berikut:
Kitab Mantra Standar (Tingkat 1) oleh Miranda Goshawk
Sejarah Sihir oleh Bathilda Bagshot
Teori Ilmu Gaib oleh Adalbert Waffling
Pengantar Transfigurasi Bagi Pemula oleh Emeric Switch
Seribu Satu Tanaman Obat dan Jamur Gaib oleh Phyllida Spore
Cairan dan Ramuan Ajaib oleh Arsenius Jigger
Hewan-hewan Fantastis dan di Mana Mereka Bisa Ditemukan oleh Newt Scamander
Kekuatan Gelap: Penuntun Perlindungan Diri oleh Quentin Trimble

Peralatan lain
1 tongkat sihir
1 kuali (bahan campuran timah putih-timah hitam, ukuran standar 2)
1 set tabung kaca atau kristal
1 teleskop
1 set timbangan kuningan

Siswa diizinkan membawa burung hantu ATAU kucing ATAU kodok.

ORANGTUA DIINGATKAN BAHWA SISWA KELAS SATU BELUM BOLEH MEMILIKI SAPU SENDIRI!


Oh-my-GOD!” Yuka berteriak tak percaya begitu selesai membaca suratnya. Benar-benar dari Hogwarts. Berarti ia akan segera menyusul sang kakak bersekolah disana, hore! Diguncangkannya tubuh Satoshi dengan kegirangan sampai-sampai tunangannya tak bisa berbicara apa-apa, “HOGWARTS, SATOSHI! HOGWARTS!! AKU BISA MENYUSUL KOICHI!!!” ia berteriak kegirangan, memang impiannya sejak dulu bisa mengikuti kakaknya bersekolah disana. Brother complex? Tidak seperti itu juga sih, tapi Yuka memang sangat mengagumi kakaknya. Sayang sekali saat ini Koichi tak berlibur bersamanya, ia memilih berlibur bersama teman-teman sekolahnya ke Jerman. Entah apa reaksi sang kakak, yang jelas Yuka sangat bahagia bisa satu sekolah dengan kakaknya lagi—seperti saat-saat dulu.

Label: , ,